Menelusuri Jejak Kanibalisme di Amerika
MyMisteri Leony Li - Kolonis Inggris di Amerika menyebut bencana yang terjadi di Jamestown 1609 dengan istilah "Masa Kelaparan." Peristiwa itu ditandai dengan musim kering yang berkepanjangan, dan memburuknya hubungan para kolonis dan warga Indian.
Pada November 1609, sekira 300 orang tinggal di benteng koloni Inggris di Jamestown. Namun pada musim semi, hanya 60 orang yang ditemukan masih dalam benteng tersebut. Para sejarawan mengklaim, musim dingin di bulan November itu telah menyengsarakan para kolonis itu dan memaksa mereka menjadi "kanibal" hanya untuk bertahan hidup.
Seperti diketahui, Jamestown merupakan koloni permanen Inggris pertama di Amerika Utara. Wilayah itu didirikan pada Mei 1607 oleh 104 warga yang mendarat dengan tiga kapal. Mereka mendirikan benteng berpagar kayu, gudang makanan, gereja, dan beberapa perumahan di dekat Sungai James. Warga di Jamestown sendiri, sering menjadi korban wabah kelaparan dan wabah penyakit lainnya. Mereka selalu berjuang untuk bercocok tanam, namun kekeringan dan minimnya sumber daya manusia menjadi halangan tersendiri.
Warga-warga pendatang itu mengandalkan ketersediaan pasokan bahan pangan lewat bantuan yang diberikan oleh warga pendatang lain. Selain itu, mereka juga berdagang dengan Indian, atas bantuan seorang pengelana bernama John Smith. Demikian, dilansir dari History.com, Sabtu (4/5/2013).
Smith telah membangun hubungan yang baik dengan kepala suku Indian Algonquian, Powhatan. Namun hubungan kolonis Jamestown dan Powhatan memburuk dan kekeringan pun semakin menjadi.
Gubernur Jamestown George Percy dalam tulisannya pada 1625 mengatakan bahwa para kolonis terpaksa memakan kudanya sendiri untuk bertahan hidup. Setelah kuda-kudanya habis, mereka memakan aningnya sendiri, hingga kucing, dan hewan-hewan melata lainnya seperti tikus.
Saat dilakukan penggalia di Jamestown, ditemukan pula bangkai anjing, kucing dan kuda yang sudah hancur. Hewan-hwan itu sepertinya dimakan pada tahun 1610, namun belum ada bukti bahwa warga Jamestown menyantap daging manusia.
Seorang arkeolog pun memulai pekerjaannya untuk meneliti peristiwa di Jamestown dan menemukan tengkorak gadis berusia 14 tahun yang terpendam di ruang bawah tanah benteng Jamestown. dari tengkorak itu, terlihat adanya bekas goresan seperti layaknya serangan kapak, atau pisau. Inilah yang membuat para ilmuan berasumsi bahwa praktik kanibalisme itu ada.
Douglas Owsley, seorang antropolog dari Smithsonian National Museum langsung melakukan rekonstruksi wajah terhadap tengkorak gadis yang ditemukan itu. Gadis itu diduga merupakan seorang pembantu, dan cukup sehat. Namun beberapa ilmuan lainnya mengaku tidak menemukan bukti bahwa gadis itu tewas terbunuh.
Belum ada Komentar untuk "Menelusuri Jejak Kanibalisme di Amerika"
Posting Komentar