Mumi-Mumi Unik yang ditemukan di Lembah Tarim, China
MyMisteri Leony Li - Pada tahun 1979 seorang arkeolog Wang Binghua melintasi gurun Taklamakan untuk mencari bekas-bekas peradaban di timur laut provinsi Xinjiang, China. Di Lembah Tarim, ia menemukan sebuah pemukiman dan kompleks makam kuno.
Ia terkejut bahwa mayat yang ia temukan sama sekali berbeda dari orang china yaitu seorang wanita dengan struktur tulang khas Kaukasoid dengan rambut merah, tulang pipi yang tinggi menonjol, rahang sempit dan rongga mata yang dalam. Mumi ini pun kemudian dikenal dengan nama The Beauty of Loulan atau sebutan Si cantik dari Loulan.
Dengan struktur wajah yang masih utuh, tim forensik hampir tidak menemukan kesulitan dalam merekonstruksi wajahnya semasa hidup. Dengan meneliti pakaian dan organ tubuhnya, para ahli menemukan bahwa wanita ini menjalani hidup yang cukup keras.
Sepatu dan pakaiannya telah ditambal berkali-kali, rambut berkutu, dan di pencernaannya ditemukan banyak pasir, debu dan arang. Penyebab kematiannya ditaksirkan sekitar 40an dan diduga kuat karena kerusakan paru-paru.
Di tahun 1985, situs pencarian berpindah ke bagian selatan gurun Taklamakan. Di sebuah kawasan bernama Cherchen, para arkeolog kembali menemukan mumi-mumi berciri fisik Kaukasoid. Salah satunya adalah seorang pria berambut dan berjenggot pirang dengan tinggi lebih dari 180 cm.
Mumi ini dikenal dengan nama Cherchen Man. Ditemukan di dekatnya adalah Cherchen Woman, seorang wanita berambut pirang kecoklatan yang dikepang 4. Udara gurun Taklamakan yang kering dan tanahnya yang basa rupanya telah menjadikan mayat-mayat ini menjadi mumi secara alami tanpa treatment apapun, proses pengawetan berjalan demikian sempurna sehingga pasangan ini tampak layaknya orang tidur saja.
Mumi lain yang tidak kalah menakjubkan adalah mumi wanita yang dikenal dengan The beauty of Xiaohe. Ia ditemukan oleh tim arkeolog China di sekitar tahun 2000 dengan kondisi yang sangat baik. Tubuhnya terbalut pakaian musim dingin dengan kulit wajah, bulu mata dan rambut yang masih utuh.
Hasil analisa carbon dating dari mumi-mumi ini sangat mengejutkan. The beauty of Loulan dan Xiaohe diperkirakan berusia tak kurang dari 3800 tahun, sedangkan mumi pasangan Cherchen berusia sekitar 3000 tahun.
Studi menunjukkan bahwa ras Kaukasoid ini mendiami lembah Tarim 1000 tahun lebih awal daripada orang-orang Asia Timur. Perkawinan antara keduanya diperkirakan terjadi dengan ditemukannya mumi dari masing-masing ras dalam satu makam.
Analisa genetika mengungkap bahwa mumi-mumi tertua dari lembah Tarim diduga datang langsung dari dataran Eropa, diindikasikan dari kemiripan aksesori mereka dengan bangsa Kelt di Eropa Barat. Mereka diperkirakan berasal dari sekitar Laut Kaspia dan Laut Hitam, daerah yang kini dikenal sebagai Ukraina dan Bulgaria.
Sebagian dari populasi ini menyebar ke benua Eropa, sebagian lagi ke timur hingga di pintu gerbang China. Mumi dari generasi yang lebih muda mengindikasikan perkawinan campuran antara populasi Eropa dan Siberia.
Beberapa individu bahkan memiliki gen Mesopotamia, India, dan tempat-tempat lain yang belum teridentifikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa lembah ini dulunya merupakan crossing point jalur migrasi manusia.
Lalu siapakah mereka? Physical antropologist dan ahli linguistic menduga mereka adalah nenek moyang bangsa Tokaria.
Semula para ahli sejarah mengira bahwa populasi Eropa dan Asia pada mulanya berkembang secara eksklusif, terisolasi satu sama lain tanpa percampuran. Di luar dugaan, orang-orang Indo Eropa telah mendiami daerah Asia Tengah hingga perbatasan China 1700 tahun sebelum jalur sutera dibuat. Merekalah yang memperkenalkan pengetahuan pengerjaan tembaga dan dosmetikasi kuda ke China.
Bukti sejarah tentang bangsa ini berasal dari sumber literatur China. Orang China menyebut mereka bangsa Yuezhi. Disebutkan bahwa mereka mulanya tinggal di lembah Tarim hingga sekitar tahun 500 SM, namun akhirnya tergeser ke Asia Tengah dan utara India oleh kedatangan kelompok Xiongnu, yang merupakan konfederasi suku-suku Turki dan Mongol.
Di abad ke-5 SM, sebagian bangsa Tokaria memeluk agama Buddha dan menyebarkannya dari India ke China. Sebuah lukisan kuno menunjukkan pendeta Buddha dengan ciri fisik Kaukasoid berdampingan dengan pendetan berciri fisik Mongoloid.
Di zaman modern ini, suku Uyghur di China mengklaim bahwa mereka adalah keturunan dari bangsa Tokaria meskipun studi mengindikasikan bahwa mereka berasal dari sumber populasi yang berbeda.
Perkawinan antara bangsa Tokaria dengan suku-suku Turki, Mongolia, Iran dan dataran India yang terjadi di masa-masa belakangan membuat bangsa ini akhirnya terserap ke populasi Asia Tengah dan Selatan. Karena itulah di zaman modern ini orang-orang Iran, Afghan, Uzbek, Tajik, Punjabi, Uyghur, dll memiliki ciri fisik campuran antara Eropa dan Asia.
Sumber: www.evilsunday.com
Belum ada Komentar untuk "Mumi-Mumi Unik yang ditemukan di Lembah Tarim, China"
Posting Komentar