Kisah Nyata Teror Penunggu Rumah Sewa Itu

Kisah Nyata Teror Penunggu Rumah Sewa Itu

MyMisteri Leony Li - Hidup di dunia ini hanyalah sebuah perjalanan singkat yang terkadang bermakna dan terkadang tidak. Belitan nasib selalu mewarnai kehidupan kita yang terkadang itu ceria dan terkadang itu luka.

Namun dari itu semua, yang pasti hidup ini bagaikan roda berputar, mungkin umpamaan ini sangat tepat untuk mengawali kisah nyata ini. Tempat dan kejadian serta nama sengaja MyMisteri rahasiakan dengan alasan untuk menjaga privasi kehidupan sehari-harinya. Biar kisah ini lebih nyata, maka MyMisteri akan mengawali dengan kata "Aku" untuk menuliskan kisah ini. Baca selengkapnya di bawah ini.

Aku tergolong anak pendiam, di duniaku selain belajar tidak ada pilihan lain yang dapat aku lakukan, mungkin ini adalah caraku untuk mengapai impian. Atau karena aku mengalir darah ibuku yang dulu memang suka belajar. Tapi bagiku hidup seperti ini cukup bahagia meski dinilai oleh anak gaul cukup membosankan.

Sedangkan Ayahku adalah salah seorang karyawan Bank swasta yang telah ia tekuni sejak muda. Hidup yang penuh kebahagiaan itu telah sirna setelah memasuki tahun 2006, Ayahku terserang penyakit stroke dengan level yang cukup mengkhawatirkan.

Penyakit seperti ini sangat menguras harta untuk mendapat perawatan yang baik, karena itu kami pun meminjam uang sana sini buat biaya pengobatannya, tentu dengan harapan kami Ayahku bisa sehat kembali seperti biasa. Setelah hampir satu tahun menjalani perawatan beliau telah sembuh kembali walau tidak bisa dikatakan seratus persen.

Dari sinilah kehidupan kami mulai berubah, karena kedua orang tuaku bukanlah tipe orang yang suka berhutang budi kepada orang lain, maka itu ayahku dengan segera ingin menjual rumah untuk melunasi hutang piutangnya.

Setelah rumah terjual kamipun harus mencari rumah sewaan untuk ditinggali, namun hal itu tidaklah sulit bagi Ayahku karena kenalannya cukup banyak. Dari tawaran beberapa rumah, Ayahku lebih memilih sebuah rumah sederhana dan bisa dikatakan cukup asri, karena rumah itu memiliki halaman yang cukup luas dan harga juga terjangkau.

Pertama tinggal memang cukup nyaman, tidak ada hal-hal yang berbau mistis. Namun setelah memasuki satu bulan hal-hal ganjil mulai datang, seperti buku pelajaranku sering hilang dan beberapa hari kemudian muncul kembali.

Aku bukan tipe yang ceroboh dan suka menaruh barang sembarangan, hal itu justru membuatku tidak habis pikir. Berselang satu bulan setelah kisah kehilangan itu, kini yang terjadi adalah sebuah penampakan, seperti biasa kalau sudah sore tiba aku akan langsung pergi mandi dan pada saat berjalan menuju kamar mandi.

Dari sudut mata aku melihat sekelembat bayangan melintas dari ruangan tamu, tentu dugaanku adalah maling, karena saat itu seisi keluarga kami sedang tidak ada dirumah, dengan cepat aku langsung menuju ke ruangan tamu untuk melihat, namun setelah sampai aku tidak menemukan ada orang bahkan pintu depan masih terkunci.

Tapi hal tersebut tidak aku kaitkan dengan mistik, waktu itu aku berpikir mungkin saja ada honda yang lewat dan kaca spionnya terkena sinar matahari, secara tidak sengaja sinar tersebut masuk keruangan dan terciptalah sekilas bayangan.

Namun dugaan tersebut ternyata meleset jauh, setelah kepulangan kedua orang tuaku, aku baru tahu ternyata kedua orang tuaku baru pulang dari tempat seorang paranormal, karena pagi itu saat aku di sekolah ibuku sempat melihat penampakan kuntilanak.

Ibuku sempat syok berat atas kejadian ini, bagaimana tidak? penampakan kuntilanak itu begitu menyeramkan apalagi hanya berjarak sekira tiga meter, berpakaian putih, muka pucat pasi dan kedua kelopak matanya merah.

Mendengar cerita tersebut aku pun mengatakan bahwa sekitar sore tadi sewaktu mau mandi aku melihat sekelembat bayangan putih melintas diruang tamu. Waktu itu aku kira bahwa itu hanya dari bayangan kaca spion honda yang lewat, tapi jika dipikir-pikir rasanya tidak mungkin.

Menurut terawangan dari paranormal, ia menjelaskan sebenarnya rumah yang kami tinggal memang ada penunggunya, dan yang pasti mereka sudah lama disana sebelum kami tinggali, jika kalian punya imam yang kuat rasanya tidak masalah.

Tapi ayahku lebih memilih cari rumah lain daripada harus berurusan dengan mereka, kita sebagai manusia pasti akan terjadi kesalahan dengan tanpa sengaja, jika mereka tersinggung bukankah akan naas pada diri kita.

Perlu digarisbawahi pada diri kita sendiri sebagai manusia yang punya kelemahan, mereka bisa melihat kita dan kita tidak dapat melihat mereka, apapun alasannya lebih baik menghindari daripada berurusan dengan mereka, bagaimana pendapat Anda Sahabat MyMisteri?

Belum ada Komentar untuk "Kisah Nyata Teror Penunggu Rumah Sewa Itu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel