Kisah Nyata Dibantu Melahirkan Oleh Hantu di Bekas Rumah Sakit Mojokerto
MyMisteri Leony Li - Rumah sakit umum di Mojokerto memang menyimpan berbagai ragam kisah misteri. Selain sudah tidak beroperasi lagi, rumah sakit ini benar-benar sangat angker. Beberapa waktu yang lalu warga Mojokerto dan Sidoarjo memadati lokasi yang berada di jalan Gaja Mada untuk melihat gedung tua itu secara langsung.
Dilansir mojokertonews.com. Aksi ini menyusul kabar adanya tim medis dunia lain yang menolong proses persalinan seorang ibu dari Dawar Blandong. Namun siapakah sosok ibu yang dimaksud, tidak ada seorang pun mengetahuinya.
Dan yang pasti Kota Mojokerto digegerkan kabar keangkeran RS yang sudah kosong. Gedung yang lusuh tak terurus itu menjadi terlantar dan tampak menyeramkan meski berada tempat di tengah kota. "Katanya Ada orang melahirkan disini. Padahal RS ini kan sudah kosong sejak lama," terang Tasik warga Perum Wikarsa Kabupaten Mojokerto.
Kisah salinan yang dibantu oleh hantu kini menyebar luas, dan dipercaya kisah ini benar-benar nyata. Ibu muda yang mengalami kejadian mistis itu adalah Padmi (21). Dia warga Dusun Suru kidul, Kecamatan Dawar Blandong, Kabupaten Mojokerto.
Suroso (23) sang suami tak menduga kalau yang menolong persalinan bayi mereka adalah sosok-sosok hantu, perawat dan dokter. Menurut keterangan orangtua Padmi. Bahwa kejadian itu benar, dan sama sekali tidak terduga.
"Kami sekeluarga senang, cucu saya lahir selamat meski pun persalinannya dibekas rumah sakit umum yang sudah kosong. Tapi Alhamdulillah lahir selamat dan tidak kurang sesuatu apapun" kata Sumiati (43), ibu kandung Padmi.
Tapi sayangnya pasangan Suroso dan Padmi sudah pergi dari rumah itu. karena takut orang akan menggangap kejadian aneh yang mereka alami hanya bualan belaka. Disamping menghindari pandangan miring masyarakat sekitar yang menuduh pasangan muda itu telah bersekutu dengan hantu.
Menurut Sumiati, tak ada tanda-tanda kelainan pada diri Padmi anak tunggalnya itu, sebelum maupun sesudah melahirkan. Proses persalinannya pun cepat. "Hanya ari-arinya yang tidak ada. Karena saat tahu rumah sakit umum kota mojokerto itu sudah kosong lama. Suroso buru-buru membawa isterinya dan bayinya pulang ke rumah sini," tutur Sumiati.
Diceritakan pada hari Kamis, 04 April 2013 malam sekitar pukul 18:00. Padmi mengalami kesakitan pada perutnya, dan seakan mau buang air besar. Melihat anaknya meringis menahan rasa sakit akibat kandungannya yang sudah Sembilan bulan itu, Sumiati menyuruh Suroso anak mantunya untuk segera berkemas, mengantarkan Padmi kerumah sakit.
Seusai memasukkan barang-barang yang sekiranya dibutuhkan kelak untuk proses persalinan kedalam tas, seperti kain sarung panjang, baju bayi, gurita dan lain sebagainya. Suroso pun membonceng Padmi, menuju rumah sakit kota mojokerto. Dengan mengendarai sepeda motor.
"Di desa Kupang dibawah sana sebenarnya ada bidan. Tapi kami tidak mampu untuk membayar. Jadi kami berharap program Jampersal (jaminan persalinan). Agar bisa gratis meski pun nantinya di operasi. Dan adanya hanya dirumah sakit umum di kota," jelas Sumiati. Yang sehari-harinya membuka warung kopi di pinggir hutan jati Dusun Suru Kidul.
Saat itu, selepas pukul 19:30, pasangan Suroso dan Padmi tiba dipelataran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Wahidin Sudiro Husodo, kota Mojokerto. Setelah memarkir kendaraannya, Suroso pun menuntun tangan istrinya yang masih merintih menahan sakit pada perut karena ingin melahirkan.
Merekapun berjalan menuju ruang UGD disisi sebelah kanan rumah sakit tersebut. Dalam ruangan itu mereka ditemui oleh dua orang perawat perempuan berpakaian putih yang sedang berjaga. Suroso lantas menyampaikan kepada perawat itu, jika istrinya seperti akan melahirkan.
"kata anak saya, seketika para perawat itu mengambilkan kursi dorong dan menyuruh Padmi duduk diatasnya. Lalu mereka membawa Padmi menuju ruang persalinan yang terletak di samping belakang rumah sakit itu," ujar Sumiati, menirukan cerita Suroso anak mantunya.
Suroso tetap ikut mendampingi istrinya saat dibawa keruangan persalinan, namun sesampainya disana, hanya Padmi dan dua perawat tadi yang boleh masuk. Suroso sendiri disuruh menunggu diluar kamar persalinan. Merasa sendiri saja diluar ruangan itu, Suroso memutuskan untuk keluar minum kopi pada warung disebelah timur rumah sakit umum tersebut.
Sesampainya diwarung, dia pun lantas memesan minuman kopi panas, untuk berjaga agar dia tidak terserang ngantuk dalam menunggu kelahiran anak pertamanya itu. Sambil menikmati hidangan kopi panasnya, Suroso ditanya oleh pemilik warung.
"Dari mana mas, mengapa saya belum pernah lihat sebelumnya?" tanya pemilik warung. "Saya dari Dusun atas pak. Sedang menunggu istri saya yang akan melahirkan di rumah sakit itu." jawab Suroso. "Lho, rumah sakit yang mana?" tanya pemilik warung. Suroso sendiri sampai dibuat bingung atas pertanyaan pemilik warung itu, ucap Sumiati, meniru percakapan mantunya dengan pemilik warung kopi.
Dijelaskan, Suroso kalau dia memang menunggu istrinya dirumah sakit sebelah ini. Seketika wajah pemilik warung itu terlihat tegang, lantas menyampaikan pada Suroso, kalau rumah sakit umum ini sudah dikosongkan sejak pertengahan bulan Januari 2013 lalu. Sekarang pindah ke daerah jalan Prajurit Kulon dan bukan di Jalan Gajah mada ini lagi.
Sontak saja Suroso, cepat-cepat membayar minumannya. Lantas setengah berlari masuk kedalam rumah sakit. Saat melintasi koridor yang tadi dilaluinya bersama perawat yang membawa Padmi keruang persalinan, keadaan jalannya sekarang gelap dan hanya satu cahaya lampu yang terlihat diujung koridor rumah sakit tersebut.
Sesampainya Suroso diruang persalinan dimana Padmi berada. Sejurus sebelum membuka pintu matanya sempat sekilas melirik pada tulisan diatas rungan itu. dan saat dibaca ternyata tulisannya Kamar Mayat.
Melihat itu hatinya langsung kecut memikirkan nasib istri dan anaknya. Tanpa mengetuk seketika dibuka pintu ruangan tersebut, dan mendapati Padmi tertidur memeluk seorang bayi laki-laki.
Seketika dibangunkannya istrinya itu dan menceritakan kalau mereka salah masuk rumah sakit. Mendengar penuturan Suroso, Padmi pun lantas beranjak turun dari tempat tidur bergegas digendong bayinya dan secepatnya mereka keluar dari ruangan tersebut.
Sesampainya diparkiran Suroso segera memacu sepeda motornya secepatnya kembali menuju rumah Padmi di Dusun Suru Kidul.
"Saat mereka sampai disini sekitar jam 22:30. bersama bayi lelaki. Padmi pun cerita kalau saat melahirkan dia memang merasa aneh. Apalagi setelah dokternya datang, kontan rasa sakit Padmi saat itu hilang. Jadi dia melahirkan tanpa rasa sakit sedikitpun," cerita Sumiati.
Anehnya lagi, sesaat setelah jabang bayinya keluar bersamaan dengan ari-arinya. Mata Padmi diserang rasa kantuk yang luar biasa. Namun sebelum matanya benar-benar terlelap dia masih sempat melihat sang Dokter yang menangani persalinannya, memegang ari-ari bayinya tersebut dan memasukkan kemulutnya.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Nyata Dibantu Melahirkan Oleh Hantu di Bekas Rumah Sakit Mojokerto"
Posting Komentar